Sabtu, 20 Februari 2016

MAKALAH PERENCANAAN PENDIDIKAN

PENDEKATAN PERENCANAAN PENDIDIKAN


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perencanaan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Drs. Agus Timan M.Pd

oleh
Melinda Fitria Febdriyana
140131603268




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Januari 2015




DAFTAR ISI


DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................  1
C.     Tujuan Penulisan Makalah.................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Pendidikan ....................................................
B.     Pengertian Pendekatan Dalam Perencanaan Pendidikan ....................  3
C.     Macam–Macam Pendekatan Perencanaan Pendidikan .......................  3
1.      Pedekatan Kebutuhan Sosial (Sosial Demands Approach) ...........  3
2.      Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower Approach).. 6
3.      Pendekatan Efisiensi Biaya (Cost Benefit Approach) ....................  7
4.      Pendekatan Sistem (System Approch)............................................. 9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................  13
B.     Saran ....................................................................................................  13

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................  14

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................  15
BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Untuk menghubungkan dan menjembatani harapan-harapan tersebut, proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja,  pendekatan berdasarkan nilai balik dan pndekatan sistem terpadu.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka disini pemakalah akan membahas tentang macam-macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan.

B.  Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian dari perencanaan pendidikan?
1.     Apa pengertian pendekatan dalam perencanaan pendidikan?
2.    Apa macam-macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan?

C.  Tujuan Penulisan makalah
1.    Mengetahui pengertian perencanaan pendidikan
2.    Mengetahui apa itu pendekatan perencanaan pendidikan
3.    Mengetahui macam–macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan merupakan suatu hal yang penting bagi organisasi karena disinilah proses menetapkan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanan selalu menduduki posisi pertama dalam organisasi karena sebelum menentukan apa-apa pasti perencanaan yang akan dibahas terlebih dahulu. Semua kegiatan yang akan dilaksanakan akan direncanakan terlebih dahulu agar sesuai dengan tujuan. Dalam pendidikan juga perlu memperhatikan perencanaan untuk mencapai keberhasilan pendidikan.
Beberapa definisi perencanaan pendidikan menurut para ahli yaitu,
-            Menurut Coombs (dalam Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmum, 2005), perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.
-            Menurut Guruge (dalam Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmum, 2005) perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan dimasa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas dari perencanaan pendidikan.
Dari beberapa definisi tersebut, perencanaan pendidikan merupakan dasar pelaksanaan kegiatan dalam pendidikan dengan melihat ke masa yang akan datang untuk mengembangkan pendidikan agar dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk pencapaian sasaran pembangunan pendidikan. Sehingga tujuan dari pendidikan juga dapat terwujud sesuai harapan.



B.  Pengertian Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Menurut Kahar Utsman Dan Nadhirin (dalam Shoma Noor Fadlillah, 2011) Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahkan berbagai masalah yang saling berkaitan. Pendekatan berfungsi mendiskripsikan hakikat yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya.
Menurut Endang Soenarya (dalam Shoma Noor Fadlillah, 2011) Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrument dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat tiga pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan kebutuhan sosial (sosial demands approach), kebutuhan ketenagakerjaan (manpower approach), efisiensi biaya (cost benefit approach), dan sistem (system approch).

C.  Macam–macam Pendekatan Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan dibuat agar kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk itu, perencanaan pendidikan harus didasarkan pada tujuan–tujuan yang telah ditentukan dengan jelas dan terperinci. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien diperlukan sejumlah pendekatan dalam perencanaan pendidikan.

Pendekatan–pendekatan dalam perencanaan pendidikan antara lain:
1.    Pendekatan Kebutuhan Sosial (Sosial Demands Approach)
Menurut Matin (2013) bahwa pendekatan kebutuhan sosial menitikberatkan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pembebasan terutama bagi Negara berkembang yang kemerdekannya baru saja diperoleh setelah melalui perjuangan pembebasan yang sangat lama. Pendidikan Membebaskan rakyat dari rasa ketakutan penjajahan, kebodohan, dan kemiskinan. Misi pembebasan yang menjiwai tuntutan terhadap pendidikan merupakan inspirasi politik rakyat, oleh sebab itu tuntutan sosial ini merupakan tekanan keras bagi perencanaan pendidikan.
            Menurut A.W. Guruge (dalam Martin, 2013) pendekatan kebutuhan sosial adalah sebagai pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas-fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk memasukkan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada pemenuhan keinginan-keinginan murid dan orang tuanya secara bebas.
Menurut Timan (dalam Sari, 2011) terdapat beberapa kritik utama yang ditujukan pada pendekatan sosial demand dalam perencanaan pendidikan, antara lain:
a.     Pendekatan ini tidak memikirkan tentang berapa sumber-sumber biaya yang tersedia untuk pendidikan.
b.     Dalam pendekatan ini tidak diingat adanya sifat dan pola tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia perekonomian dan akan berlebih-lebihan menghasilkan tenaga skerja dalam satu bidang sedangkan yang lainnya sangat kekurangan.
c.      Pendekatan ini cenderung memberikan stimulasi demand yang berlebihan, understimate dalam pembiayaan, dan mengarahkan pembagian sumber yang sangat kecil.
Menurut Vembrianto (1975: 67) kelemahan pendekatan kebutuhan sosial adalah
a.    Mengabaikan masalah alokasi sumber-sumber dalam skala nasional, dan secara implisit tidak mempersoalkan berapa besar sumber yang diperuntukan bagi pendidikan, karena beranggapan bahwa penggunaan sumber-sumber bagi pendidikan itulah yang terbaik bagi pembangunan bangsa sebagai keseluruhan.
b.    Mengabaikan ciri dan pola kebutuhan manpower yang diperlukan disektor kehidupan kehidupan ekonomi, demikian akan cenderung menghasilkan tamatan yang sebenarnya kurang diperlukan, dan justru akan kekurangan jenis tamatan yang sangat diperlukan.
c.    Cenderung terlalu menjawab tuntutan saja sehingga mengabaikan pertimbangan pembeayaan, sehingga pemerataaan sumber-sumber itu menjadi semakin kecil, akibatnya turunnya kualitas dan efektivitas pendidikan.
Menurut Arifin (2010), ada kelebihan dan kelemahan pendekatan Kebutuhan Sosial (Sosial Demands Approach).
a.       Kelebihan Pendekatan Kebutuhan Sosial:
1)       Pendekatan ini  lebih cocok untuk diterapkan pada masyarakat atau negara yang baru merdeka dengan kondisi kebutuhan sosial, khususnya layanan pendidikan masih sangat rendah atau masih banyak yang buta huruf.
2)      Pendekatan ini akan lebih cepat dalam memberikan pemerataan layanan pendidikan dasar yang dibutuhkan pada warga masyarakat, karena keterbelakangan di bidang pendidikan akibat penjajahan, sehingga layanan pendidikan yang diberikan langsung bersentuhan dengan kebutuhan sosial yang mendasar yang dirasakan oleh masyarakat.
b.      Kelemahan Pendekatan Kebutuhan Sosial:
1)      Pendekatan ini cederung hanya untuk menjawab persoalan yang dibutuhkan masyarakat pada saat itu, yaitu pemenuhan kebutuhan atau tuntutan layanan pendidikan dasar sebesar-besanya, sehingga mengabaikan pertimbangan efisiensi pembiayaan pendidikan.
2)      Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek kuantitas (jumlah yang terlayani sebanyak-banyaknya), sehingga kurang memperhatikan kualitas dan efektivitas pendidikan, oleh karena itu pendekatan ini terkesan lebih boros.
3)      Pendekatan ini mengabaikan ciri-ciri dan pola kebutuhan man power yang diperlukan di sektor kehidupan ekonomi, dengan demikian hasil atau output pendidikan cenderung kurang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
4)      Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek pemerataan pendidikan (dimensi kuantitatif) dan kurang mementingkan aspek kualitatif.
Pendekatan kebutuhan sosial dalam perencanaan pendidikan digunakan maka para perencana pendidikan harus memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan menganalisis pertumbuhan penduduk , partisipasi pendidikan, arus murid dari satu tingkat ke tingkat tertentu dan pilihan keinginan masyarakat secara individual tentang jenis pendidikan. Perencana juga merencanakan penggunaan fasilitas secara optimal agar permintaan masyarakat terpenuhi.

2. Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower Approach)
            Menurut A.W. Guruge (dalam Martin, 2013) adalah “gearing on educational efforts fulfiment of national man power requirement.” (ditujukan untuk mengarahkan kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja).
            Menurut Matin (2013) Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan mengutamakan adanya keterkaitan antara lulusan system pendidikan dengan tuntutan akan tenaga kerja pada berbagai sector pembangunan. Penekanan pendekatan ini yang utama adalah pada relevansi program pendidikan dengan sector pembangunan guna menghasilkan lulusan yang siap bekerja. Implikasi pendekatan ini terhadap perencanaan pendidikan adalah bahwa pendidikan yang direncanakan harus diorientasikan pada pekerjaan yang mungkin diperlukan di pasaran kerja.
Menurut Arifin (2010) beberapa kelebihan kelebihan pendekatan ketenagakerjaan, antara lain:
a.    Prospek pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek korelasional yang tinggi dalam tuntutan dunia kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b.     Adanya keterjalinan yang erat antar lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan industri, untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia industri dan usaha.
Menurut Vembrianto (1975:69) kelemahan pendekatan manpower adalah:
a.    Pendekatan ini mempunyai peranan yang terbatas terbatas terhadap perencanaan pendidikan,pendekatan ini mengabaikan sekolah dasar karena dipandang tidak berhubungan dengan dunia kerja sehingga hanya mengutamakan pendidikan yang menghasilkan manpower  (tingkat tinggi) yang diperlukan oleh sektor pekerjaan moderen, padahal di masa depan masih tetap diperlukan tenaga-tenaga semi-skilled dan unskilled baik di kota-kota maupun di desa-desa.
b.    Pendekatan ini menggunakan klasifikasi dan ratio manpower (ratio yang diinginkan antara insyinyur dan tenaga teknis, dokter dan perawat) yang didasarkan atas keadaan masyarakat yang telah mencapai taraf ekonomi industri, dengan demikian tidak sesuai dengan kenyataan-kenyataan negara berkembang. Hal ini berakibat pada salahnya persiapan generasi muda untuk mengisi jabatan-jabatan yang akan dipangkunya.
c.    Ketidakmungkinan membuat forecasting yang dapat dipercaya mengenai kebutuhan manpower yang diperlukan bagi perencanaan pendidikan, karena banyaknya faktor yang terlibat. Semakin panjangnya suatu perkiraan semakin tidak terpercaya pula kebenarannya.
            Pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan harus dapat menjamin setiap lulusan dapat terjun ke masyarakat dengan kemampuan untuk menjadi pekerja yang produktif.

3. Pendekatan Efisiensi Biaya (Cost Benefit Approach)
Menurut Matin (2013), pendekatan ini bersifat ekonomis dan berpangkal dari konsep investasi pada sumber daya manusia. Prinsipnya adalah bahwa setiap investasi harus mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari perencanaan pendidikan dengan pendekatan  keefektifan biaya, yaitu:
a.    Kelebihan Pendekatan Keefektifan Biaya, antara lain:
1)      Perencanaan pendidikan yang disusun akan mempunyai aspek fungsional dan keuntungan ekonomis, sehingga bentuk-bentuk layanan pendidikan yang dianggap kurang produktif bisa ditiadakan melalui pendekatan efisiensi investasi.
2)      Pendekatan ini selalu memilih alternaif yang menghasilkan keuntungan lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan.
b.    Kelemahan Pendekatan Keefektifan Biaya, antara lain:
1)        Akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara pasti biaya dan keuntungan (cost and benefit) dari layanan pendidikan, terlebih apabila digunakan mengukur keuntungan untuk periode atau masa yang akan datang
2)        Sangat sulit untuk mengukur secara pasti atau menghitung keuntungan (benefit) yang dihasilkan oleh seseorang dalam lapangan pekerjaan yang dikaitkan dengan layanan pendidikan sebelumnya
3)        Pendekatan ini mengabaikan hubungan antara penghasilan seseorang dengan faktor internal individu (misalnya, motivasi, disiplin nurani, kelas sosial, orientasi hidup individu, dan sejenisnya), dan hanya melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan
4)        Perbedaan pendapatan seseorang sebenarnya tidak semata-mata menunjukkan kemampuan produktivitas individual, tetapi ada faktor lain yang ikut menentukan yaitu faktor konvensi sosial atau banyak dipengaruhi dari kerja kelompok
5)        Keuntungan dari pendidikan pada dasarnya tidak hanya diukur berupa keuntungan finansial (material), tetapi juga dapat dilihat dari keuntungan sosial-budaya (Abin, S. Makmun, dkk. 2001; Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007 dalam Arifin,2010).

Pendekatan efisien biaya disebut juga sebagai sebagi pendekatan rate of return approach yang bertujuan untuk mengukur pendidikan dari sudut hasil atau keuntungan yang diperoleh. Jika suatu jenis pendidikan tertentu menghasilkan lulusan yang kalau sudah bekerja menghasilkan return yang jauh lebih besar dari input biaya yang digunakan untuk jenis pendidikan tersebut, maka jenis pendidikan ini harus dikembangkan. Jika tidak menguntungkan, sebaiknya dipikirkan kembali apakah jenis pendidikan tersebut perlu dilanjutkan atau tidak.

4. Pendekatan Sistem (System Approch)
Johnson dan Rozenwey (dalam Rambe, 2011) mengemukakan bahwa pendekatan sistem meliputi penggunaan berbagai konsep yang serasi dan teori sistem yang umum dalam rangka memahami teori organisasi dan pratek manajemen. Menurut Rambe (2011), pendekatan sistem juga berorientasi pada analisa sistem yang berwujud pada metode atau teknik di dalam memecahkan persoalan atau pada pengambilan kebijakan. Analisa masalah sistem menyadari akan masalah, mengindentifikasi variabel yang berhubungan, menganalisis berbagai faktor dan berakhir dengan penentuan tindakan pemecahaan masalah yang terbaik dan berbagai alternatif.
Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan sistem atau pendekatan integrasi (terpadu) memadukan ketiga pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan sistemik atau pendekatan sinergik, karena memiliki karakteristik sistematik, anilitik, dan sistematik.
a. Perencanaan  pendidikan yang disusun berdasarkan pada:
1)   Keterpaduan orientasi dan kepentingan terhadap pengembangan individu dan pengembangan sosial (kelompok).
2)   Keterpaduan antara pemenuhan kebutuhan ketenagakerjaan (bersifat pragmatis) dan juga mempersiapkan pengembangan kualitas akademik (bersifat idealis) untuk mempersiapkan studi lanjut.
3)   Keterpaduan antara pertimbangan ekonomis (untung rugi), dan pertimbangan  layanan sosial-budaya dalam rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya integrasi sosial-budaya.
4)   Keterpaduan pemberdayaan terhadap sumber daya lembaga, baik sumber daya internal maupun sumber daya eksternal.
5)   Konsep bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam proses layanan pendidikan (pelaksanaan program) di setiap satuan pendidikan merupakan suatu sistem.
6)   Konsep bahwa kontrol dan evaluasi pelaksanaan program (perencanaan pendidikan) melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan proses layanan kualitas pendidikan, dengan tetap berada dalam komando pimpinan atau kepala satuan pendidikan. Sedangkan pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses evaluasi pelaksanaan perencanaan pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah:
a)    Kepala sekolah
b)   Guru
c)    Siswa
d)   Komite Sekolah
e)    Pengawas sekolah
f)    Dinas pendidikan (Vebriarto. 1982; Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001, 200 dalam Arifin, 2011).
b.     Kelebihan-Kelebihan Pendekatan Integratif:
1)   Semua sumber daya (internal-eksternal) yang dimiliki dalam proses  pengembangan pendidikan akan terberdayakan secara baik dan seimbang.
2)   Dalam proses pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan memberikan peluang secara maksimal kepada setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan komite sekolah (tokoh dan orang tua wali siswa) untuk berkontribusi secara positif sesuai dengan status dan peran masing-masing.
3)   Peluang untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan akan lebih efektif, karena dalam perencanaan terpadu memberikan porsi yang cukup besar bagi pemberdayakan semua potensi yang dimiliki secara kelembagaan, dan menuntut partisipasi aktif dari semua warga sekolah.
4)   Perencanaan pendidikan yang terpadu akan mampu menghadapi perubahan atau dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan budaya atau tingkat kompetisi yang begitu tinggi di semua bidang kehidupan di era globalisasi.
5)   Pelaksanaan pendekatan perencanaan pendidikan terpadu secara baik akan mampu mensosialisasi dan menginternalisasi setiap warga sekolah, untuk membangun sikap mental dan pola perilaku yang integral atau multidimensional atau komprehensif dalam memahami dan melaksanakan setiap agenda kehidupan di masyarakat.
6)   Output dari proses layanan pendidikan pada peserta didik  akan lebih menampilkan potret hasil pendidikan yang lengkap, baik kualitas akademiknya, kualitas kepribadiannya dan kualitas ketrampilannya (Arifin, 2010).
c.  Kelemahan-Kelemahan Pendekatan Integratif:
1)   Pendekatan ini memerlukan ketersediaan kualitas sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan), khususnya kualitas pengetahuan, mentalitas atau kepribadiannya, dan spiritualnya. Dalam realitasnya menurut data Depdiknas 2006-2007, khususnya tentang kualitas tenaga pendidik (guru) secara makro (Nasional) dari jenjang pendidikan paling dasar sampai menengah atas yang betul-betul telah memenuhi standar kualitas guru yang professional masih kurang dari 20 %, atau kurang lebih   80 % guru-guru di Indonesia belum memiliki kualifikasi sebagai guru yang profesional (Arifin, 2007). Hal ini tentu sangat menyulitkan proses pelaksanaan perencanaan pendidikan yang integratif
2)   Perencanaan pendidikan terpadu menuntut kualitas pengelolaan manajemen kelembagaan secara transparan, akuntabel, demokratik dan visioner. Dalam realitasnya masih banyak dijumpai  pola pengelolaan manajemen di setiap satuan pendidikan yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
3)   Perencanaan pendidikan terpadu menuntut kualitas peran serta masyarakat (PSM), dalam meningkatkan layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan, khususnya dalam melaksanakan empat peran penting, yaitu sebagai:
a)    Pemberi pertimbangan (advisory)
b)   Pendukung (supporting)
c)    Pengontrol  (controlling)
d)   Mediator (Depdiknas, 2006 dalam Arifin, 2010).
Dalam realitasnya keempat peran tersebut belum terlaksana dengan baik di setiap lembaga atau satuan pendidikan. Jadi, uraian tentang kelemahan pendekatan integratif atau terpadu atau sistemik sejatinya tidak menyangkut ranah konseptual, tetapi lebih bersentuhan pada tataran unsur pendudukung dalam pelaksanaan program (aplikasinya). Oleh karena itu secara konseptual pendekatan perencanaan integrasi merupakan pendekatan yang paling baik apabila dibandingkan dengan pendekatan yang lain yang lebih bersifat parsial (sektoral) (Arifin, 2010).
Pendidikan adalah suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu yang meliputi jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan setiap warga Negara harus diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi serta tuntutan zamannya.
Agar pendidikan yang bermutu dan relevan itu dapat diikuti secara merata oleh setiap warga Negara diperlukan suatu pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu.
Pendekatan sistem dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan permasalahan disemua bidang kehidupan mulai dari tingkat permasalahan yang paling sederhana sampai pada tingkat permasalahan yang paling kompleks seperti dalam proses perencanaan pendidikan.





BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai masalah yang saling berkaitan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja,  pendekatan efesiensi biaya, dan pendekatan sistem atau pendekatan integratif.
Ketiga perencanaan pendidikan saling berhubungan satu sama lain. Apabila salah satu pendekatan pendidikan tidak berjalan dengan baik, maka tujuan pendidikan akan terhambat. Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun begitu pendekatan perencanaan pendidikan sangat penting demi terwujudnya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B.  Saran
Setiap kegiatan memerlukan perencanan terlebih dahulu. Membuat perencanaan harus benar–benar matang dan sesuai dengan tujuan yang akan  dicapai yang telah ditetapkan sebelunmya. Merencanakan  harus memperhatikan kebutuhan yang diperlukan maka itu perencanaan juga harus memperhatikan pendekatan–pendekatan yang sesuai.



DAFTAR RUJUKAN


Fadlillah, N.S. 2011. Macam-Macam Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan, (Online), (http://winamartiana.wordpress.com/2011/09/25/pendekatan-dalam-perencanaan-pendidikan/), diakses 6 Januari 2015.

Arifin. 2010. Konsep Perencanaan, Pendekatan Dan Model Perencanaan Pendidikan, (Online), (https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan/), diakses 6 Januari 2015.

Sari, D. W. 2011. Teori Perencanaan Pendidikan, (Online), (https://desiwidiasari.wordpress.com/2011/05/05/teori-perencanaan-pendidikan/), diakses 6 Januari 2015.


Matin. 2013. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


Vembriarto. 1975. Pengantar Perencanaan pendidikan. Yogyakarta: Paramita. 


Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007.  Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rambel, A.A. 2011. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Dan Manajemen Pendidikan. Jurnal Ilmu pendidikan, (Online), 14 (2): 168, (http://ojs.stainbatusangkar.ac.id/index.php/takdib/article/view/183), diakses 16 Januari 2015.


1 komentar:

  1. Terima Kasih atas artikelnya..
    Sangat membantu sekali
    Semoga semakin banyak orang yang membaca artikel ini...

    Salam Sukses...

    BalasHapus