PENDEKATAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perencanaan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Drs. Agus Timan M.Pd
oleh
Melinda Fitria
Febdriyana
140131603268

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Januari 2015
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI...................................................................................................
i
DAFTAR
LAMPIRAN .................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan Makalah....................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Pendidikan ....................................................
B.
Pengertian
Pendekatan Dalam Perencanaan Pendidikan .................... 3
C.
Macam–Macam
Pendekatan Perencanaan Pendidikan ....................... 3
1.
Pedekatan
Kebutuhan Sosial (Sosial Demands
Approach) ........... 3
2.
Pendekatan
Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower
Approach).. 6
3.
Pendekatan
Efisiensi Biaya (Cost Benefit Approach)
.................... 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.......................................................................................... 13
B.
Saran
.................................................................................................... 13
DAFTAR
RUJUKAN .................................................................................... 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
............................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perencanaan pendidikan merupakan suatu
proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan
prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social
ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan
peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Untuk menghubungkan dan menjembatani
harapan-harapan tersebut, proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui
beberapa pendekatan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan system pendidikan,
yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan,
pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja,
pendekatan berdasarkan nilai balik dan pndekatan sistem terpadu.
Berdasarkan
pada penjelasan tersebut, maka disini pemakalah akan membahas tentang
macam-macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan pendidikan?
1. Apa
pengertian pendekatan dalam perencanaan pendidikan?
2.
Apa macam-macam pendekatan
dalam perencanaan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan makalah
1.
Mengetahui pengertian perencanaan
pendidikan
2.
Mengetahui apa itu pendekatan
perencanaan pendidikan
3.
Mengetahui macam–macam pendekatan dalam
perencanaan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan merupakan
suatu hal yang penting bagi organisasi karena disinilah proses menetapkan
tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanan selalu menduduki
posisi pertama dalam organisasi karena sebelum menentukan apa-apa pasti
perencanaan yang akan dibahas terlebih dahulu. Semua kegiatan yang akan
dilaksanakan akan direncanakan terlebih dahulu agar sesuai dengan tujuan. Dalam
pendidikan juga perlu memperhatikan perencanaan untuk mencapai keberhasilan
pendidikan.
Beberapa
definisi perencanaan pendidikan menurut para ahli yaitu,
-
Menurut Coombs (dalam Udin Syaefudin
Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmum, 2005), perencanaan pendidikan adalah suatu
penerapan rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.
-
Menurut Guruge (dalam Udin Syaefudin
Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmum, 2005) perencanaan pendidikan adalah proses
mempersiapkan kegiatan dimasa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah
tugas dari perencanaan pendidikan.
Dari
beberapa definisi tersebut, perencanaan pendidikan merupakan dasar pelaksanaan
kegiatan dalam pendidikan dengan melihat ke masa yang akan datang untuk
mengembangkan pendidikan agar dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat untuk pencapaian sasaran pembangunan pendidikan. Sehingga
tujuan dari pendidikan juga dapat terwujud sesuai harapan.
B.
Pengertian
Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Menurut
Kahar Utsman Dan Nadhirin (dalam Shoma Noor Fadlillah, 2011) Pendekatan
merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahkan berbagai masalah yang
saling berkaitan. Pendekatan berfungsi mendiskripsikan hakikat yang akan
dilakukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan dapat berwujud
cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya.
Menurut Endang
Soenarya (dalam
Shoma Noor Fadlillah, 2011) Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses
rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrument dan teknik dalam
penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan
social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan
peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, proses perencanaan
pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat tiga pendekatan
dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan kebutuhan
sosial (sosial demands approach),
kebutuhan ketenagakerjaan (manpower
approach), efisiensi biaya (cost
benefit approach), dan sistem
(system approch).
C.
Macam–macam
Pendekatan Perencanaan Pendidikan
Perencanaan
pendidikan dibuat agar kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi baik yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Untuk itu, perencanaan pendidikan harus didasarkan pada
tujuan–tujuan yang telah ditentukan dengan jelas dan terperinci. Untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien diperlukan sejumlah pendekatan dalam
perencanaan pendidikan.
Pendekatan–pendekatan
dalam perencanaan pendidikan antara lain:
1.
Pendekatan
Kebutuhan Sosial (Sosial Demands
Approach)
Menurut
Matin (2013) bahwa pendekatan kebutuhan sosial menitikberatkan pada tujuan
pendidikan yang mengandung misi pembebasan terutama bagi Negara berkembang yang
kemerdekannya baru saja diperoleh setelah melalui perjuangan pembebasan yang
sangat lama. Pendidikan Membebaskan rakyat dari rasa ketakutan penjajahan,
kebodohan, dan kemiskinan. Misi pembebasan yang menjiwai tuntutan terhadap
pendidikan merupakan inspirasi politik rakyat, oleh sebab itu tuntutan sosial
ini merupakan tekanan keras bagi perencanaan pendidikan.
Menurut
A.W. Guruge (dalam Martin, 2013) pendekatan kebutuhan sosial adalah sebagai
pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan
lembaga-lembaga dan fasilitas-fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk
memasukkan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada pemenuhan
keinginan-keinginan murid dan orang tuanya secara bebas.
Menurut Timan (dalam Sari, 2011) terdapat beberapa kritik
utama yang ditujukan pada pendekatan sosial demand dalam perencanaan
pendidikan, antara lain:
a. Pendekatan
ini tidak memikirkan tentang berapa sumber-sumber biaya yang tersedia untuk
pendidikan.
b. Dalam
pendekatan ini tidak diingat adanya sifat dan pola tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh dunia perekonomian dan akan berlebih-lebihan menghasilkan tenaga skerja
dalam satu bidang sedangkan yang lainnya sangat kekurangan.
c. Pendekatan ini cenderung memberikan stimulasi demand
yang berlebihan, understimate dalam pembiayaan, dan mengarahkan
pembagian sumber yang sangat kecil.
Menurut Vembrianto (1975: 67) kelemahan pendekatan
kebutuhan sosial adalah
a.
Mengabaikan masalah alokasi
sumber-sumber dalam skala nasional, dan secara implisit tidak mempersoalkan
berapa besar sumber yang diperuntukan bagi pendidikan, karena beranggapan bahwa
penggunaan sumber-sumber bagi pendidikan itulah yang terbaik bagi pembangunan
bangsa sebagai keseluruhan.
b.
Mengabaikan ciri dan pola kebutuhan
manpower yang diperlukan disektor kehidupan kehidupan ekonomi, demikian akan
cenderung menghasilkan tamatan yang sebenarnya kurang diperlukan, dan justru
akan kekurangan jenis tamatan yang sangat diperlukan.
c.
Cenderung terlalu menjawab tuntutan saja
sehingga mengabaikan pertimbangan pembeayaan, sehingga pemerataaan
sumber-sumber itu menjadi semakin kecil, akibatnya turunnya kualitas dan
efektivitas pendidikan.
Menurut Arifin (2010), ada kelebihan dan kelemahan pendekatan
Kebutuhan Sosial (Sosial Demands
Approach).
a. Kelebihan
Pendekatan Kebutuhan Sosial:
1) Pendekatan ini lebih cocok untuk
diterapkan pada masyarakat atau negara yang baru merdeka dengan kondisi
kebutuhan sosial, khususnya layanan pendidikan masih sangat rendah atau masih
banyak yang buta huruf.
2) Pendekatan
ini akan lebih cepat dalam memberikan pemerataan layanan pendidikan dasar yang
dibutuhkan pada warga masyarakat, karena keterbelakangan di bidang pendidikan
akibat penjajahan, sehingga layanan pendidikan yang diberikan langsung
bersentuhan dengan kebutuhan sosial yang mendasar yang dirasakan oleh
masyarakat.
b. Kelemahan
Pendekatan Kebutuhan Sosial:
1) Pendekatan
ini cederung hanya untuk menjawab persoalan yang dibutuhkan masyarakat pada
saat itu, yaitu pemenuhan kebutuhan atau tuntutan layanan pendidikan dasar
sebesar-besanya, sehingga mengabaikan pertimbangan efisiensi pembiayaan
pendidikan.
2) Pendekatan
ini lebih menekankan pada aspek kuantitas (jumlah yang terlayani
sebanyak-banyaknya), sehingga kurang memperhatikan kualitas dan efektivitas
pendidikan, oleh karena itu pendekatan ini terkesan lebih boros.
3) Pendekatan
ini mengabaikan ciri-ciri dan pola kebutuhan man power yang diperlukan
di sektor kehidupan ekonomi, dengan demikian hasil atau output
pendidikan cenderung kurang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini.
4) Pendekatan
ini lebih menekankan pada aspek pemerataan pendidikan (dimensi kuantitatif) dan
kurang mementingkan aspek kualitatif.
Pendekatan
kebutuhan sosial dalam perencanaan pendidikan digunakan maka para perencana
pendidikan harus memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan
menganalisis pertumbuhan penduduk , partisipasi pendidikan, arus murid dari
satu tingkat ke tingkat tertentu dan pilihan keinginan masyarakat secara
individual tentang jenis pendidikan. Perencana juga merencanakan penggunaan
fasilitas secara optimal agar permintaan masyarakat terpenuhi.
2.
Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower
Approach)
Menurut
A.W. Guruge (dalam Martin, 2013) adalah “gearing on educational efforts
fulfiment of national man power requirement.” (ditujukan untuk mengarahkan
kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga
kerja).
Menurut
Matin (2013) Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan mengutamakan adanya
keterkaitan antara lulusan system pendidikan dengan tuntutan akan tenaga kerja
pada berbagai sector pembangunan. Penekanan pendekatan ini yang utama adalah
pada relevansi program pendidikan dengan sector pembangunan guna menghasilkan
lulusan yang siap bekerja. Implikasi pendekatan ini terhadap perencanaan
pendidikan adalah bahwa pendidikan yang direncanakan harus diorientasikan pada
pekerjaan yang mungkin diperlukan di pasaran kerja.
Menurut Arifin (2010) beberapa kelebihan kelebihan
pendekatan ketenagakerjaan, antara lain:
a.
Prospek pembelajaran atau layanan
pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek korelasional yang tinggi dalam
tuntutan dunia kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b.
Adanya keterjalinan yang erat antar lembaga
pendidikan dengan dunia usaha dan industri, untuk meminimalisir terjadinya
kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia industri dan usaha.
Menurut
Vembrianto (1975:69) kelemahan pendekatan manpower
adalah:
a.
Pendekatan ini mempunyai peranan yang
terbatas terbatas terhadap perencanaan pendidikan,pendekatan ini mengabaikan
sekolah dasar karena dipandang tidak berhubungan dengan dunia kerja sehingga
hanya mengutamakan pendidikan yang menghasilkan manpower (tingkat tinggi)
yang diperlukan oleh sektor pekerjaan moderen, padahal di masa depan masih
tetap diperlukan tenaga-tenaga semi-skilled
dan unskilled baik di kota-kota
maupun di desa-desa.
b.
Pendekatan ini menggunakan klasifikasi
dan ratio manpower (ratio yang
diinginkan antara insyinyur dan tenaga teknis, dokter dan perawat) yang
didasarkan atas keadaan masyarakat yang telah mencapai taraf ekonomi industri,
dengan demikian tidak sesuai dengan kenyataan-kenyataan negara berkembang. Hal
ini berakibat pada salahnya persiapan generasi muda untuk mengisi
jabatan-jabatan yang akan dipangkunya.
c.
Ketidakmungkinan membuat forecasting yang dapat dipercaya
mengenai kebutuhan manpower yang
diperlukan bagi perencanaan pendidikan, karena banyaknya faktor yang terlibat.
Semakin panjangnya suatu perkiraan semakin tidak terpercaya pula kebenarannya.
Pendekatan
kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan harus dapat menjamin setiap
lulusan dapat terjun ke masyarakat dengan kemampuan untuk menjadi pekerja yang
produktif.
3.
Pendekatan Efisiensi Biaya (Cost Benefit
Approach)
Menurut Matin (2013),
pendekatan ini bersifat ekonomis dan berpangkal dari konsep investasi pada
sumber daya manusia. Prinsipnya adalah bahwa setiap investasi harus
mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari perencanaan
pendidikan dengan pendekatan keefektifan biaya, yaitu:
a. Kelebihan
Pendekatan Keefektifan Biaya, antara lain:
1) Perencanaan
pendidikan yang disusun akan mempunyai aspek fungsional dan keuntungan
ekonomis, sehingga bentuk-bentuk layanan pendidikan yang dianggap kurang
produktif bisa ditiadakan melalui pendekatan efisiensi investasi.
2) Pendekatan
ini selalu memilih alternaif yang menghasilkan keuntungan lebih banyak daripada
biaya yang dikeluarkan.
b. Kelemahan
Pendekatan Keefektifan Biaya, antara lain:
1)
Akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara pasti
biaya dan keuntungan (cost and benefit) dari layanan pendidikan,
terlebih apabila digunakan mengukur keuntungan untuk periode atau masa yang
akan datang
2)
Sangat sulit untuk mengukur secara pasti atau menghitung
keuntungan (benefit) yang dihasilkan oleh seseorang dalam lapangan
pekerjaan yang dikaitkan dengan layanan pendidikan sebelumnya
3)
Pendekatan ini mengabaikan hubungan antara penghasilan
seseorang dengan faktor internal individu (misalnya, motivasi, disiplin nurani,
kelas sosial, orientasi hidup individu, dan sejenisnya), dan hanya melihat
hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan
4)
Perbedaan pendapatan seseorang sebenarnya tidak
semata-mata menunjukkan kemampuan produktivitas individual, tetapi ada faktor
lain yang ikut menentukan yaitu faktor konvensi sosial atau banyak dipengaruhi
dari kerja kelompok
5)
Keuntungan dari pendidikan pada dasarnya tidak hanya
diukur berupa keuntungan finansial (material), tetapi juga dapat dilihat dari
keuntungan sosial-budaya (Abin, S. Makmun, dkk. 2001; Sa’ud, S. dan Makmun A,S.
2007 dalam Arifin,2010).
Pendekatan efisien biaya disebut juga sebagai sebagi pendekatan rate of return approach yang bertujuan
untuk mengukur pendidikan dari sudut hasil atau keuntungan yang diperoleh. Jika
suatu jenis pendidikan tertentu menghasilkan lulusan yang kalau sudah bekerja
menghasilkan return yang jauh lebih besar dari input biaya yang digunakan untuk
jenis pendidikan tersebut, maka jenis pendidikan ini harus dikembangkan. Jika
tidak menguntungkan, sebaiknya dipikirkan kembali apakah jenis pendidikan
tersebut perlu dilanjutkan atau tidak.
4.
Pendekatan Sistem (System Approch)
Johnson dan Rozenwey (dalam Rambe, 2011)
mengemukakan bahwa pendekatan sistem meliputi penggunaan berbagai konsep yang
serasi dan teori sistem yang umum dalam rangka memahami teori organisasi dan
pratek manajemen. Menurut Rambe (2011), pendekatan sistem juga berorientasi
pada analisa sistem yang berwujud pada metode atau teknik di dalam memecahkan
persoalan atau pada pengambilan kebijakan. Analisa masalah sistem menyadari
akan masalah, mengindentifikasi variabel yang berhubungan, menganalisis
berbagai faktor dan berakhir dengan penentuan tindakan pemecahaan masalah yang
terbaik dan berbagai alternatif.
Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan
sistem atau pendekatan integrasi (terpadu) memadukan ketiga pendekatan
perencanaan sistem pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Pendekatan
ini sering disebut dengan pendekatan sistemik atau pendekatan sinergik, karena
memiliki karakteristik sistematik, anilitik, dan sistematik.
a. Perencanaan
pendidikan yang disusun berdasarkan pada:
1) Keterpaduan
orientasi dan kepentingan terhadap pengembangan individu dan pengembangan
sosial (kelompok).
2) Keterpaduan
antara pemenuhan kebutuhan ketenagakerjaan (bersifat pragmatis) dan juga
mempersiapkan pengembangan kualitas akademik (bersifat idealis) untuk
mempersiapkan studi lanjut.
3) Keterpaduan
antara pertimbangan ekonomis (untung rugi), dan pertimbangan layanan sosial-budaya
dalam rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya integrasi
sosial-budaya.
4) Keterpaduan
pemberdayaan terhadap sumber daya lembaga, baik sumber daya internal maupun
sumber daya eksternal.
5)
Konsep bahwa seluruh unsur yang
terlibat dalam proses layanan pendidikan (pelaksanaan program) di setiap satuan
pendidikan merupakan suatu sistem.
6) Konsep
bahwa kontrol dan evaluasi pelaksanaan program (perencanaan pendidikan)
melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan proses layanan kualitas
pendidikan, dengan tetap berada dalam komando pimpinan atau kepala satuan
pendidikan. Sedangkan pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses evaluasi
pelaksanaan perencanaan pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah:
a) Kepala
sekolah
b) Guru
c) Siswa
d) Komite
Sekolah
e) Pengawas
sekolah
f) Dinas
pendidikan (Vebriarto. 1982; Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001, 200 dalam
Arifin, 2011).
b. Kelebihan-Kelebihan
Pendekatan Integratif:
1) Semua
sumber daya (internal-eksternal) yang dimiliki dalam proses pengembangan
pendidikan akan terberdayakan secara baik dan seimbang.
2) Dalam
proses pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan memberikan peluang
secara maksimal kepada setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan,
siswa dan komite sekolah (tokoh dan orang tua wali siswa) untuk berkontribusi
secara positif sesuai dengan status dan peran masing-masing.
3) Peluang
untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan akan lebih efektif,
karena dalam perencanaan terpadu memberikan porsi yang cukup besar bagi
pemberdayakan semua potensi yang dimiliki secara kelembagaan, dan menuntut
partisipasi aktif dari semua warga sekolah.
4) Perencanaan
pendidikan yang terpadu akan mampu menghadapi perubahan atau dinamika kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya atau tingkat kompetisi yang begitu tinggi di semua
bidang kehidupan di era globalisasi.
5) Pelaksanaan
pendekatan perencanaan pendidikan terpadu secara baik akan mampu mensosialisasi
dan menginternalisasi setiap warga sekolah, untuk membangun sikap mental dan
pola perilaku yang integral atau multidimensional atau komprehensif dalam
memahami dan melaksanakan setiap agenda kehidupan di masyarakat.
6) Output
dari proses layanan pendidikan pada peserta didik akan lebih menampilkan
potret hasil pendidikan yang lengkap, baik kualitas akademiknya, kualitas
kepribadiannya dan kualitas ketrampilannya (Arifin, 2010).
c. Kelemahan-Kelemahan Pendekatan Integratif:
1) Pendekatan
ini memerlukan ketersediaan kualitas sumber daya manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan), khususnya kualitas pengetahuan, mentalitas atau kepribadiannya,
dan spiritualnya. Dalam realitasnya menurut data Depdiknas 2006-2007, khususnya
tentang kualitas tenaga pendidik (guru) secara makro (Nasional) dari jenjang
pendidikan paling dasar sampai menengah atas yang betul-betul telah memenuhi
standar kualitas guru yang professional masih kurang dari 20 %, atau kurang
lebih 80 % guru-guru di Indonesia belum memiliki kualifikasi
sebagai guru yang profesional (Arifin, 2007). Hal ini tentu sangat menyulitkan
proses pelaksanaan perencanaan pendidikan yang integratif
2) Perencanaan
pendidikan terpadu menuntut kualitas pengelolaan manajemen kelembagaan secara
transparan, akuntabel, demokratik dan visioner. Dalam realitasnya masih banyak
dijumpai pola pengelolaan manajemen di setiap satuan pendidikan yang tidak
selaras dengan prinsip-prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS)
3) Perencanaan
pendidikan terpadu menuntut kualitas peran serta masyarakat (PSM), dalam
meningkatkan layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan, khususnya dalam
melaksanakan empat peran penting, yaitu sebagai:
a) Pemberi
pertimbangan (advisory)
b) Pendukung
(supporting)
c) Pengontrol
(controlling)
d) Mediator
(Depdiknas, 2006 dalam Arifin, 2010).
Dalam realitasnya keempat peran tersebut belum terlaksana
dengan baik di setiap lembaga atau satuan pendidikan. Jadi, uraian tentang
kelemahan pendekatan integratif atau terpadu atau sistemik sejatinya tidak
menyangkut ranah konseptual, tetapi lebih bersentuhan pada tataran unsur
pendudukung dalam pelaksanaan program (aplikasinya). Oleh karena itu secara
konseptual pendekatan perencanaan integrasi merupakan pendekatan yang paling
baik apabila dibandingkan dengan pendekatan yang lain yang lebih bersifat
parsial (sektoral) (Arifin, 2010).
Pendidikan
adalah suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu yang meliputi jalur, jenjang
dan jenis pendidikan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan setiap warga Negara harus diberikan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi
serta tuntutan zamannya.
Agar
pendidikan yang bermutu dan relevan itu dapat diikuti secara merata oleh setiap
warga Negara diperlukan suatu pendekatan perencanaan sistem pendidikan yang
bersifat menyeluruh dan terpadu.
Pendekatan
sistem dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan permasalahan
disemua bidang kehidupan mulai dari tingkat permasalahan yang paling sederhana
sampai pada tingkat permasalahan yang paling kompleks seperti dalam proses
perencanaan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan merupakan serangkaian asumsi
dasar dalam memecahakan berbagai masalah yang saling berkaitan. Terdapat empat
pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan
permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan
tenaga kerja, pendekatan efesiensi biaya, dan pendekatan
sistem atau pendekatan integratif.
Ketiga perencanaan pendidikan saling
berhubungan satu sama lain. Apabila salah satu pendekatan pendidikan tidak
berjalan dengan baik, maka tujuan pendidikan akan terhambat. Setiap pendekatan
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun begitu pendekatan
perencanaan pendidikan sangat penting demi terwujudnya tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
B. Saran
Setiap kegiatan memerlukan
perencanan terlebih dahulu. Membuat perencanaan harus benar–benar matang dan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
yang telah ditetapkan sebelunmya. Merencanakan
harus memperhatikan kebutuhan yang diperlukan maka itu perencanaan juga
harus memperhatikan pendekatan–pendekatan yang sesuai.
DAFTAR RUJUKAN
Fadlillah, N.S. 2011. Macam-Macam
Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan, (Online), (http://winamartiana.wordpress.com/2011/09/25/pendekatan-dalam-perencanaan-pendidikan/),
diakses 6 Januari 2015.
Arifin. 2010. Konsep Perencanaan, Pendekatan Dan Model Perencanaan Pendidikan, (Online), (https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan/),
diakses 6 Januari 2015.
Sari, D. W.
2011. Teori Perencanaan Pendidikan,
(Online), (https://desiwidiasari.wordpress.com/2011/05/05/teori-perencanaan-pendidikan/), diakses 6
Januari 2015.
Matin. 2013.
Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Vembriarto.
1975. Pengantar Perencanaan pendidikan. Yogyakarta:
Paramita.
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007. Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rambel, A.A. 2011. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Dan Manajemen Pendidikan. Jurnal Ilmu pendidikan, (Online), 14
(2): 168, (http://ojs.stainbatusangkar.ac.id/index.php/takdib/article/view/183), diakses 16 Januari 2015.
Terima Kasih atas artikelnya..
BalasHapusSangat membantu sekali
Semoga semakin banyak orang yang membaca artikel ini...
Salam Sukses...