Selasa, 20 Februari 2018

DAMPAK UJIAN DALAM PEMBELAJARAN



DAMPAK UJIAN DALAM PEMBELAJARAN




MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Akuntabilitas Sekolah
yang dibina oleh Ibu Desi Eri Kusumaningrum, M. Pd





oleh
Melinda Fitria Febdriyana
140131603268
Muhammad Habib M.
140131603815
Widyaning Rachmawati
140131603824






Description: G:\ \Kuliah Sem 1\Tugas\Gambar\index.jpg








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari 2017

DAFTAR ISI











BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkat kualitas hidup manusia. Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai pelaksana pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, seorang  guru harus mengadakan evaluasi. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.
Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.
Ujian merupakan salah satu perwujudan evaluasi dalam program pembelajaran. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik,  hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan. Pelaksanaan ujian akan berdampak pada subjek-subjek yang terlibat dalam pembelajaran.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Apa pengertian ujian?
2.    Apa saja jenis-jenis ujian?
3.    Apa dampak ujian bagi peserta didik, guru dan sekolah?

C.  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui pengertian ujian.
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis ujian.
3.    Untuk mengetahui dampak ujian bagi peserta didik, guru dan sekolah.



DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ujian
Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, atau juga bisa dikatan sebagai proses yang dilakukan seseorang dari tidak bisa menjadi bisa. Artinya bahwa pembelajaran memberikan bekal, baik itu berupa hardskill maupun softskill kepada mereka yang belajar. Hal ini diperjelas lagi oleh pendapat Winkel (dalam Ghofur, 2014:35) bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran biasaanya dilakukan dengan ujian. Hal ini dilakukan untuk membuat sebuah gambaran, baik itu kelebihan, kelemahan selama proses pembelajaran sekaligus dijadikan bahan untuk merencanakan ulang program pembelajaran dengan mengacu pada hasil evaluasi yang ada. Hal ini penting karena sebuah pembelajaran tanpa ada evaluasi akan stagnan.
Menurut Arikunto (2007) ujian adalah kegiatan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan siswa, sedangkan Sugiyono (1996), ujian adalah kegiatan untuk mengetahui totalitas dan dari segi itemnya yang tak terpisahkan dari tes (Suharmanto, 2009). Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, examination (ujian) merupakan kegiatan atau aktivitas yang diselenggarakan oleh individu maupun kelompok berupa tes sebagai alat  dengan maksud untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan kemampuan seseorang/siswa.

B.  Jenis-jenis Ujian
Ujian merupakan rangkaian proses penilaian dalam pembelajaran. Ujian yang dilaksanakan oleh siswa menjadi alat untuk memperoleh hasil belajar berupa nilai. Nilai yang dicantumkan pada rapor hasil belajar, Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan Daftar Nilai Evaluasi Murni (Danem), akan menjadi dokumen penting bagi siswa. Untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk mencari pekerjaan.  Adapun jenis-jenis ujian menurut Gondang (2016) adalah sebagai berikut.
1.        Ujian Harian
UH atau ulangan harian memang sudah sangat dikenal dalam situs sistem pendidikan di Indonesia. Ada fungsi dalam penerapan ujian harian yaitu untuk bisa tahu tingkat penguasaan materi siswa terhadap satu atau juga lebih konsep atau tema atau juga pokok bahasan yang telah diberikan oleh tenaga pengajar. Nilai ujian harian akan nantinya digabung dengan nilai tugas dan nilai lain menjadi nilai harian siswa. Ini yang juga menjadi salah satu unsur yang diberikan pada nilai rapor siswa nantinya.
2.        Ujian Mid Semester
Ujian ini atau yang dikenal juga dengan istilah ujian tengah semester dilaksanakan di pertengahan semester. Fungsi dari ujian mid semester ini adalah untuk dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa atas beberapa konsep atau tema atau pokok bahasan yang telah diberikan oleh tenaga pengajar sebelumnya. Nantinya hasilnya juga digabungkan dengan nilai ujian harian untuk diisikan pada nilai raport siswa.
3.        Ujian Semester
Ujian semester ini merupakan suatu ujian yang dilaksanakan di akhir semester setelah siswa selesai menamatkan semua materi di semester yang bersangkutan. Ujian semester sendiri dalam dunia pendidikan dibagi menjadi dua yaitu semester ganjil dan semester genap.
4.        Ujian sekolah
Ujian ini dilakukan pada siswa kelas terakhir setelah selesai menamatkan semua materi yang diberikan oleh tenaga pengajar. Ujian ini dilakukan oleh masing-masing lembaga sekolah dalam rangka untuk dapat menentukan kelulusan siswa yang bersangkutan.
5.        Ujian nasional
Ujian ini tidak lagi dalam skala sekolah melainkan diselenggarakan dalam skala nasional pada mata pelajaran tertentu. Ujian nasional berfungsi untuk dijadikan sebagai kendali mutu pendidikan secara nasional. Kemudian untuk menjadi syarat administrasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang berikutnya.


C.  Dampak Ujian
Ujian akan memberikan dampak bagi keberlangsungan pembelajaran di sekolah. Dampak tersebut dapat dibedakan menjadi sebgai berikut.
1.    Dampak langsung
Dampak langsung yang dapat disimpulkan diantaranya sebagai berikut.
a.       Mengembangkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan adanya ujian maka mau tidak mau siswa dipaksa untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilkinya dalam menguasai pelajaran yang akan diujikan. Sehingga dengan demikian siswa dapat lebih siap menghadapi ujian. Kompetensi siswa dapat kita kembangkan selama kita sebagai guru dan orang tua serta lingkungannya dapat menciptakan suasana yang mendukung.
b.      Mengembangkan kompetensi guru. Ujian secara sadar telah membawa pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan guru dalam menyiapkan siswanya untuk mengahadapi ujian. Setiap guru juga dipaksa untuk meningkatkan profesionalismenya terhadap pelajaran yang diampunya terutama untuk guru-guru yang mata pelajaran yang diajarkannya terutama pada guru yang mengampu mata pelajaran yang akan di ujian nasionalkan.
c.       Meningkatkan kerjasama diantara semua komponen sekolah dalam menyiapkan diri anak didik untuk menghadapi ujian. Ada sebuah kebersamaan yang terbangun selama menyiapkan peserta didik diantar semua guru karena hasil ujian akan menjadi sebuah pertanggungjawaban sekolah terhadap mutu pendidikan yang dihasilkan.
d.      Sekolah dapat melakukan evaluasi diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan yang pengaruhnya terhadap daya serap atau pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Sekolah dapat melihat kualitas guru yang dimilki, sarana prasarana yang digunakan, kurikulum yang dikembangkan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan sekolah pada masa yang akan datang
e.       Bagi pemerintah dapat melihat ketercapaian target renstra (rencana strategi) pendidikan khususnya nilai rerata UN dan tingkat kelulusan. Pemerintah dapat memanfaatkan hasil UN untuk memetakan kualitas/pendidikan yang ada di wilayah Indonesia dan dapat menentukan bentuk intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Inu, 2011).
2.    Dampak tidak langsung
  1. Meningkatkan keimanan.
  2. Meningkatkan kratifitas dan inovasi sekolah dalam melakukan kerjasama dengan orang tua dan stakeholders dalam rangka menyiapkan siswa dalam menghadapi ujian terutama UN. Dengan pengalaman ujian maka sekolah dapat selalu memperbaharui sistem pembelajaran
  3. Meningkatkan partisipasi pemerintah dalam pengembangan pendidikan terutama pegembangan sarana dan prasarana dan pembiayaan.

Selain dampak diatas ujian juga akan berdampak bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, maupun sekolah. Berikut beberapa dampak tersebut.
1.    Bagi Siswa
a.    Dampak Positifnya adalah sebagai berikut.
1)      Ujian membuat siswa untuk belajar serius, dengan adanya ujian merekan akan lebih semangat dan bersungguh-sungguh guna menyenangkan hati orang tua mereka.
2)      Ujian juga bisa sebagai indikator untuk siswa sudah sampai manakah siswa sudah belajar serius untuk menghadapi masa depan mereka. Dengan nilai hasil ujian siswa, mereka bisa mengetahui apakah mereka sudah maksimal atau belum, bila belum, perlu dimaksimalkan (Januardi, 2009).
3)      Ujian dapat memebrikan energy positif agar saling berkompetisi dengan belajar lebih tekun.
a.    Dampak Negatifnya antara lain sebagai berikut.
1)      Siswa pun bisa kalah sebelum bertanding karena stress yang tinggi memikirkan standar nilai yang harus dicapai yang bisa berakibat fatal.
2)      Mempengaruhi psikoigis peserta didik. Peserta didik yang memperoleh nilai baik merasa semakin termotivasi untuk meningkatkan prestasi mereka dan semakin percaya pada diri sendiri. Sedang mereka yang memperoleh nikai kurang baik, mereka merasa minder dan kurang percaya pada diri sendiri. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang merasa takut pulang ke rumah khawatir dimarahi oleh orang tua mereka (Atmadja, 2013).

2.    Bagi Guru
a.    Dampak positifnya adalah sebagai berikut.
1)      Guru dapat mengetahui peserta didik yang masih perlu diberi remedial dan yang perlu diberi pengayaan.
2)      Guru bisa mengatahui mana materi pelajaran yang telah dan belum dikuasai oleh peserta didik.
3)      Guru juga dapat menentukan dan mengubah teknik dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran agar pembelajaran efektif dan efisien.
4)     Guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau belum, apabila materi tepat maka diwaktu akan datang tidak perlu diadakan perubahan (-----
5)       
3.    Bagi Sekolah
a.    Dampak Positifnya adalah sebagai berikut.
1)      Ujian dipakai sebagai upaya memperbaiki pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2)      Mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
3)      Untuk dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke tahun sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya (____)
4)      Hasil belajar merupakan cermin kualitas sekolah

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.  Saran


DAFTAR RUJUKAN

___. 2015. Manfaat penilaian bagi siswa, guru dan sekolah, (Online), (http://voice-teacher.blogspot.co.id/2015/06/manfaat-penilaian-bagi-siswa-guru-dan.html), diakses 8 Februari 2017.
Atmadja, P. 2013. Dampak Hasil Evaluasi Belajar (Raport) Terhadap Kondisi Psikologis Siswa (Studi kasus di MTsN Jogorogo Kabupaten Ngawi). Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi, (Online), 12 (2): 40-55, (http://jurnal.stkipngawi.ac.id/index.php/mp/article/download/19/pdf_3), diakses 10 Februari 2017.
Ghofur, A. 2014. Mereposisi Mainstream  dan Dampak Psikologi Ujian Nasional. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, (Online), 1 (1): 34-41, (http://stkippgri-lmg.ac.id/pppm/abd-ghofur.pdf), diakses 3 Februari 2017.
Gondang, K. 2016. Jenis Dan Fungsi Ujian Sekolah Dalam Pendidikan Indonesia, (Online), (http://www.withyours.com/2016/11/jenis-dan-fungsi-ujian-sekolah-dalam-pendidikan-indonesia/), diakses 10 Februari 2017.
Imu, A. S. 2011. Dampak Ujian Nasional Pada Pembangunan Pendidikan Nasional Sebuah Tinjauan Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan, (Online), (http://kumpulantulisanpendidikan.blogspot.co.id/2011/10/dampak-ujian-nasional-pada-pembangunan.html), diakses 3 Februari 2017.
Januardi. 2009. Dampak Ujian Nasional Dari Segi Kacamata Siswa, (Online), (http://j4njan.blogspot.co.id/2009/12/dampak-ujian-nasional-dari-segi.html), diakses 8 Februari 2017.
Suharmanto, F. 2009. Pengertian Ujian, (Online), (https://bangfajars.wordpress.com/2009/10/04/pengertian-ujian/), diakses 10 Februari 2017.

Sabtu, 20 Januari 2018

GAME EDUKATIF SATU TUJUAN







 

GAME EDUKATIF SATU TUJUAN



TUGAS AKHIR
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
 Dinamika Kelompok
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd






oleh
Melinda Fitria Febdriyana
140131603268

           













UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September 2016


A.  Nama Game
Game ini bernama
B.  Properti dan Alat yang Digunakan
1.    Penutup Mata
2.    Tiga benda dengan dua jenis yang berbeda yang berjumlah
C.  Jumlah Peserta yang Terlibat dalam Game
Game ini dapat dilakukan oleh 9 orang atau lebih, yang kemudian dibagi menjadi tim yang berisi 3 orang.
D.  Waktu yang dibutuhkan untuk Bermain
Pelaksanaan game membutuhkan waktu  kurang lebih 30 menit sampai 45 menit.
E.  Sifat Game
Game ini dilakukan di luar ruangan (outdor).
F.   Prosedur Permainan
1.      Peserta dibagi kedalam beberapa tim yang terdiri dari 3 orang, 1 orang sebagai si bisu, 1 orang sebagai si tuli dan satu orang lagi sebgaai si buta.
2.      Si buta tidak dapat melihat karena itu matanya ditutup menggunakan kain/ penutup mata.
3.      Si bisu tidak dapat berbicara, sehingga hanya boleh menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh dan gerakan tangan/ kaki).
4.      Si tuli tidak bisa mendengar, sehingga boleh untuk berbicara.
5.      Fasilitator meletakkan benda- benda tadi pada sebuah area dan si buta serta di tuli ditempatkan pada area ini.
6.      Si buta dan tuli saling membelakangi dan bergandeng tangan, dengan posisi si tuli mengahadap si bisu.
7.      Posisi si bisu berapa di + 7 meter dari area si buta dan si tuli.
8.      Fasilitator meperlihatkan selembar perintah untuk dikerjakan oleh setiap kelompok kepada si bisu.
9.      Si bisu menggunakan bahasa isyarat mengkomunikasikan kepada si tuli.
10.  Si tuli bisa mengkomunikasikan  perintah tersebut kepada si buta.
11.  Si buta melaksanakan perintah tersebut dengan mengandandalkan indera pendengaran dan perabnaya.
12.  Kelompok yang menang adalah kelompok yang dapat melaksanakan perintah tersebut dengan benar.
G. Refleksi Game
1.         Pertanyaan
a.    Bagaimana perasaan kelompok yang menang?
b.    Bagaimana perasaan kelompok yang kalah?
c.    Apa yang menjadi penyebab kekalahan kelompok?
d.   Bagaimana solusi mengatasi hambatan kelompok tersebut?
e.    Hambatan apa yang menjadi penyebab utama kesulitan ?
f.     Bagaimana cara kelompok agar bisa menang?
g.    Menurut kelompok apa yang diperoleh dari game tersebut?

2.    Kajian Teori
a.    Teori Komunikasi
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 128) komunikasi adalah penyampaian pesan dari orang satu ke orang lain yang bertujuan untuk memberikan informasi tertentu. Komunikasi akan dapat berhasil jika kedua belah pihak dapat saling memahami maksud dari informasi yang dikomunikasikan. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan tepat sasaran, serta antara pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama memberikan respons yang sesuai dengan harapan dan tujuan masing-masing.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan.Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan.Komunikan dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidaksetujuan terhadap pesan, yang terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan dan komunikator memeroleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah dimengerti oleh komunikan (Hariyanto, 2013).
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu aktifitas pemberian informasi atau pertukaran informasi kepada orang lain yang bertujuan untuk memberitahu, menyampaikan, mengeluarkan pendapat, dan mengubah pola sikap atau perilaku penerima informasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat yang bertujuan untuk mengubah pola perilaku maupun persepsi mereka.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulakan efek positif  tertentu yang diharapkan.

b.    Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki definisi kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tunduk atau mengikuti semua keinginan seorang pemimpin. Pengertian kepemimpinan dikemukakan oleh banyak pakar, diantaranya adalah:
1.   MenurutSiagian dalam Soetopo (2010), kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber dan alat-alat (resource) yang tersedia bagi suatu organisasi.
2.   Menurut Ralph M. Stogdill dalam Soetopo (2010), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisasi untuk mencapai tujuan.
3.   Menurut Kreiner yang dikutip Suryana (2010) dalam Muin (2010), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara berkala berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan berbagai kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa esensi dari kepemimpinan adalah proses kegiatan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, memotivasi, mengajak, atau menggerakkan dan membangun kerja sama anggota yang dipimpin dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Wiyono, 2013).
Menurut Mustiningsih (2013) salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. Karena keputusan yang dilakukan para pemimpin seringkali sangat berdampak kepada para bawahan mereka, maka jelaas bahwa komponen utama dari efektivitas pemimpin adalah kemapuan mengambil keputusan yang sangat menentukan keberhasilan yang melaksanakan tugas-tugas pentingnya. Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif dalam jangka panjang dibanding dengan mereka yang tidak mampu membuat keputusan dengan baik.
H.  Tujuan Permainan
1.      Tujuan Umum
Membentuk sebuah kelompok/organisasi yang saling memahami kekurangan. Kelebihan ini kemudian dikoordinasikan untuk kemudian menutup kekurangan agar mencapai target yang telah ditentukan.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus game ini antara lain:
a.       Melatih kerja sama antar anggota kelompok.
b.      Melatih jiwa kepemimpinan (leadership).
c.       Melatih komunikasi yang efektif.
d.      Membangun jiwa kompetisi.
e.       Melatih anggota untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing.

I.     Daftar Rujukan
Benty, D. D. N. dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hariyanto, S.Y.  2013. Komunikasi Efektif, Empatik, Dan Persuasif. (Online), (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/505-komunikasi-efektif-empatik-dan-persuasif), diakses tanggal 17 September 2016.
Muin, A. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Pamekasan: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmiah.
Mustiningsih. 2013. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Soetopo, H. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Wiyono, B.B. 2013. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (Konsep, Pengukuran dan Pengembangannya). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.